Sebuah kesempatan bermakna secara berbeda karena kita memaknainya secara berbeda. Begitu juga dengan kesempatan bagi pemuka pemuda dari Sabang sampai Merauke yang terpilih di Gerakan Mari Berbagi (GMB) ini. GMB ini bisa menjadi kesempatan yang biasa saja atau luar biasa, tergantung bagaimana kita memaknainya. Seribu kesempatan bisa datang silih berganti, tapi yang menjadikannya luar biasa adalah kita sendiri yang menjalaninya. Persis seperti yang kita temukan dalam cerita inspiratif dari para alumni dan volunteers keluarga GMB di buku Moments of Change - Making a Difference. Terbukti, yang menjadikan GMB sesuatu yang luar biasa adalah pelakunya itu sendiri, bukan kesempatan itu sendiri. Kata Thomas Alva Edison keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. GMB adalah kesempatan, tapi sudah siapkah Anda?
Hiduplah untuk berbagi. Dengan berbagilah kehadiran kita dirasakan manfaatnya di dunia ini. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Jika Anda ingin selamanya hidup, maka berbuatlah dengan berbagi sebaik mungkin, dengan modal ketulusan terdalam, berbagi tanpa perlu berbunyi, bukan untuk mendapatkan penghargaan atau popularitas diri yang dapat mengebiri kehidupan kita sendiri.
Baca dan renungkanlah sejarah orang-orang hebat yang merubah peradaban dunia. Mereka berpikir jauh melampaui zamannya namun bertindak nyata dalam hidupnya. Hidup tidak hanya sekedar memikirkan diri mereka sendiri. Albert Einstein berbagi untuk kehidupan melalui rumus relativitasnya yang mengubah dunia, Mark Zuckerberg menemukan Facebook yang membuat manusia dapat berinteraksi hampir tanpa batas, Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini sehingga kita bisa berkumpul secara merdeka hari ini. Saya?
Hiduplah untuk berbagi. Dengan berbagilah kehadiran kita dirasakan manfaatnya di dunia ini. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Jika Anda ingin selamanya hidup, maka berbuatlah dengan berbagi sebaik mungkin, dengan modal ketulusan terdalam, berbagi tanpa perlu berbunyi, bukan untuk mendapatkan penghargaan atau popularitas diri yang dapat mengebiri kehidupan kita sendiri.
Baca dan renungkanlah sejarah orang-orang hebat yang merubah peradaban dunia. Mereka berpikir jauh melampaui zamannya namun bertindak nyata dalam hidupnya. Hidup tidak hanya sekedar memikirkan diri mereka sendiri. Albert Einstein berbagi untuk kehidupan melalui rumus relativitasnya yang mengubah dunia, Mark Zuckerberg menemukan Facebook yang membuat manusia dapat berinteraksi hampir tanpa batas, Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini sehingga kita bisa berkumpul secara merdeka hari ini. Saya?
Gerakan Mari Berbagi dan kegiatan di dalamnya
Gerakan Mari Berbagi (GMB) dimaksudkan untuk mendorong dan mengarusutamakan sikap mental dan perilaku untuk memberi dan berbagi (giving back values), sehingga makin banyak pola pikir para pemimpin bangsa ini yang mengacu pada “Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat diri saya, keluarga saya, lingkungan saya, masyarakat dan bangsa saya menjadi lebih baik” dan bukan hanya terpaku mengeluh dan protes tanpa memberikan solusi yang konstruktif. GMB adalah gerakan moral untuk mengajak, mendorong dan memberi bukan mencaci maki tanpa solusi terhadap tantangan dan persoalan yang ada disekitar kita.
Kenyataannya, banyak sekali pola pikir di masyarakat kita bahkan di dunia ini yang masih berfokus pada orientasi “apa yang bisa saya dapatkan” dan cenderung mengeluh dan protes tanpa memberikan kontribusi dalam menyelesaikan berbagai tantangan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Atas dasar inilah lahirnya GMB yang diharapkan menjadi wadah bagi pemudi-pemuda Indonesia sebagai pemimpin masa depan bangsa ini. GMB ini diinisiasi oleh Azwar Hasan dan untuk pertama kalinya diluncurkan pada tanggal 4 Juli 2012 di Banda Aceh.
Ada tiga hal yang ingin dicapai oleh GMB yaitu perubahan secara individu atau lebih kepada mindset individu itu sendiri. Misalnya ketika melihat sampah plastik di jalan maka sikap mental yang ingin diciptakan dari individu tersebut adalah dengan mengambil sampah tersebut bukan dengan protes namun tidak melakukan tindakan apapun terhadap sampah tersebut. Lalu yang kedua adalah membentuk wadah yang membuat para pemuda memiliki pilihan dalam memilih wadah untuk memberikan kontribusinya terhadap masyarakat. Bukan terikut dalam arus dan bingkaian organisasi sektarian yang sempit. Wadah sebagai rumah bersama untuk memberi dan berbagi kepada yang membutuhkan uluran tangan kita. Terakhir adalah memperluas jejaring (networks). Selama ini yang terjadi banyak diantara orang yang sudah sukses hanya bergaul sesamanya dan begitupun pemuda yang memiliki ide yang kreatif serta waktu yang banyak namun ternyata juga bergaul sesamanya atau dalam lingkungan yang relatif sama.
Dampaknya, komunikasi dan jejaring yang terjadi hanya secara horizontal saja. Sedangkan GMB ingin menghubungkan keduanya (build the bridge) sehingga terbinalah komunikasi vertikal dan horizontal. Menciptakan kesempatan untuk membuat jejaring dan bertukar pikiran langsung dengan para pemimpin yang inspiratif dari berbagi bidang. Diharapkan terjadi interaksi yang konstruktif dalam berkontribusi terhadap pengembangan diri anggota Keluarga Besar GMB dalam berlomba-lomba berbuat kebaikan dalam hidup ini.
Kenyataannya, banyak sekali pola pikir di masyarakat kita bahkan di dunia ini yang masih berfokus pada orientasi “apa yang bisa saya dapatkan” dan cenderung mengeluh dan protes tanpa memberikan kontribusi dalam menyelesaikan berbagai tantangan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Atas dasar inilah lahirnya GMB yang diharapkan menjadi wadah bagi pemudi-pemuda Indonesia sebagai pemimpin masa depan bangsa ini. GMB ini diinisiasi oleh Azwar Hasan dan untuk pertama kalinya diluncurkan pada tanggal 4 Juli 2012 di Banda Aceh.
Ada tiga hal yang ingin dicapai oleh GMB yaitu perubahan secara individu atau lebih kepada mindset individu itu sendiri. Misalnya ketika melihat sampah plastik di jalan maka sikap mental yang ingin diciptakan dari individu tersebut adalah dengan mengambil sampah tersebut bukan dengan protes namun tidak melakukan tindakan apapun terhadap sampah tersebut. Lalu yang kedua adalah membentuk wadah yang membuat para pemuda memiliki pilihan dalam memilih wadah untuk memberikan kontribusinya terhadap masyarakat. Bukan terikut dalam arus dan bingkaian organisasi sektarian yang sempit. Wadah sebagai rumah bersama untuk memberi dan berbagi kepada yang membutuhkan uluran tangan kita. Terakhir adalah memperluas jejaring (networks). Selama ini yang terjadi banyak diantara orang yang sudah sukses hanya bergaul sesamanya dan begitupun pemuda yang memiliki ide yang kreatif serta waktu yang banyak namun ternyata juga bergaul sesamanya atau dalam lingkungan yang relatif sama.
Dampaknya, komunikasi dan jejaring yang terjadi hanya secara horizontal saja. Sedangkan GMB ingin menghubungkan keduanya (build the bridge) sehingga terbinalah komunikasi vertikal dan horizontal. Menciptakan kesempatan untuk membuat jejaring dan bertukar pikiran langsung dengan para pemimpin yang inspiratif dari berbagi bidang. Diharapkan terjadi interaksi yang konstruktif dalam berkontribusi terhadap pengembangan diri anggota Keluarga Besar GMB dalam berlomba-lomba berbuat kebaikan dalam hidup ini.
Core Values
Living beyond Yourself
(Hidup Melampaui Kepentingan Diri Sendiri) |
Sharing in Diversity
(Berbagi Dalam Perbedaan) |
Start from Yourself
(Mulailah dari Diri Sendiri) |
Volunteerism
(Kesukarelawanan) |
Filosofi Logo
Merah - sebagai makna semangat (Volunteerism).
Biru - sebagai makna dari percaya diri pada tindakan yang berawal dari diri sendiri (Start from Yourself). Kuning - sebagai makna dari kebahagiaan yang ingin dicapai dari berbagi dalam keberagaman (Sharing in Diversity). Hijau - sebagai makna dari kepedulian GMBers kepada lingkungan dan bumi yang mengarah pada bagaimana hidup melebihi kepentingan diri sendiri (Living Beyond Yourself. Kegiatan berpelukan sebagai arti "Setiap orang ada untuk orang lain". |