Rumah Boleh di pelosok, Tapi mimpi kita diatas Awan...
Kalimat inspirasi dari Anies Baswedan yang terus mengiringi langkah ini bertemu anak yang siap menuju mimpi mereka hingga tercapai. Perjalanan yang berawal dari publikasi selembar poster, mulut kemulut, media Sosial, Media yang telah banyak mempertemukanku dengan “manusia luar biasa”, aku sebut mereka manusia luar biasa karena dengan tulus dan yakin mereka siap mengikuti dan mengalami cerita bersama anak bangsa di pelosok sana. Sebuah desa yang diberi julukan “DISKOTIK”, Digigir Kota Seutik (Dipinggir kota sedikit), Desa Nambo. Mengalami kehidupan bersama Nambo bukan yang pertama, tetapi keempat kalinya aku hadir ditengah-tengah mereka, membawa manusia luar biasa, sebut saja mereka Dyan, Salam dan Dikin. Teman seperjuangan yang bersedia untuk membantu. Dua hari bersama mereka dan Nambo memberikan kekuatan lebih sebagai modal langkahku kembali menuju harapan baru. a. Aku tak sendiri, aku ditemani ketulusan mereka Kagum dengan kebaikan hati. Tenaga, waktu, uang dll mereka kerahkan untuk mengikuti dan mengalami cerita bersama anak hebat di Nambo. Meskipun tidak kutanyakan pada mereka, kenapa begitu ikhlas membantu, aku sudah tahu jawabannya ketika mereka tetap tersenyum, sebuah ketulusan. Ketulusan memberikan motivasi akan mimpi dan cara mewujudkannya. Terimakasih Dyan, Salam, Dikin.... b. Sapaan mereka memberikan semangat Selamat datang kakak, selamat datang kakak, selamat datang kami ucapkan 2x Salam, salam, terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama-sama. Iringan lagu yang ku ajarkan pada anak-anak untuk menyapa setiap tamu yang datang. Saat itu pun kami disambut dengan iringan lagu, haru dan bangga berada disekitar anak-anak yang memiliki sejuta impian dan siap untuk meraihnya. c. Lilin Padam, Kami menang Yeeeeeeeeee....ye,,,yeyeye...Teriakan anak-anak hebat terdengar begitu nyaring ketika aku sampaikan “Sekarang kita keluar, kita main games ya...”...Berebut mengenakan sendal, untuk langsung menuju halaman rumah yang cukup untuk sebuah permainan. Aku sampaikan peraturan games, dan tiba saatnya hitungan tiga mundur,,,games pun dimulai. Berpikir, bekerjasama, semangat, ceria, dan bahagia ketika menang. Semua terpancar ketika mereka mengikti games. Tak hanya itu anak-anak ini selain ceria dan menikmati gamesnya, merekapun memahami makna dari games tersebut. Dengan berani dua anak hebat menyampaikan nilai yang terkandung yaitu Kerjasama, Pemimpin, Cepat, Gotong Royong dll. Sungguh anak-anak yang pintar. d. Kami Tak Lupa Berdoa Kakak Tak hanya didiik pengetahuan umum saja. Sebelum dan sesudah kegiatan, anak-anak hebat ini tak lupa selalu berdoa bersama-sama. Bahkan kelengkapan doanyapun mereka lebih hafal dan detail dibandingkan denganku. Hingga nada dari doanyapun mereka ucapkan dengan dengan khasnya. Aku yakin ketika mereka sudah meraih mimpi, dan berusaha meraihnya, mereka tidak akan lupa sebuah doa disetiap langkahnya. e. Kami memiliki Sejuta Mimpi Pagi itu sangat cerah, terlihat anak-anak sudah begitu bersemangat menuju ruang kreatifitas untuk mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu nonton dan makan bareng. Seperti biasa kami disambut dengan salaman dan lagu keceriaan. Senang bisa berbagi cerita dan ilmu melalui film. Anak-anak hebat ini tak hanya seru menikmati filmnya, tetapi mereka tahu hikmah dari setiap film tersebut. Nilai kejujuran, toleransi, kerjasama, tolong menolong dan ilmu pengtahuan umum mereka dapatkan dari film yang ditampilkan. f. Lihat Mimpi Kami Kakak Kertas dengan seluas bidang 2x1,5 meter aku siapkan untuk bidang anak-anak menempelkan mimpi-mimpinya diatas kertas. Mimpi mereka sangat indah, tak hanya satu kertas melainkan beberapa kertas, mimpinya diceritakan pada teman yang lain. Dan aku tahu satu hal, mereka itu punya keinginan unuk bermimpi, berusaha, namun karena kondisi dan budaya pedesaan yang kurang sadar akan pendidikan, sehingga membuat mereka beranggapan SMA itu adalah tingkat sekolah yang paling tinggi. Disinilah kami terus memotivasi mereka tentang indahnya ketika suatu saat kita bisa menggapai mimpi yang dicita-citakan. g. Keluarga dari Nambo Menemui anak-anak hebat, aku bisa mendapatkan inspirasi baru dari mereka. Menemui lingkungan sekitar, segalanya seperti bersama keluarga. Senyum sapa, kehangatan, canda tawa membuatku semakin yakin, ada orang lain yang menyangimu dengan tulus. Ketika aku kembali pulang untuk menjalankan rutinitas kuliah, keluarga di Nambo merasakan ada sesuatu yang hilang, begitupun aku, merasakan bahwa dengan datangnya sebuah ketulusan, maka akan berdampak sebuah kebahagiaan, kebahagiaan itulah yang akan merekatkan kasih sayangku untuk mereka, anak-anak dan lingkungan. Pada akhirnya, aku bisa membuktikan kalimat “Berbuat baik itu tak harus menuntut kita memiliki sejumlah uang dan kemapanan”. Tetapi berbuat baik itu bisa kapanpun, diamanapun, dan dengan apapun. Terimakasih Nambo, terimakasih keluargaku... Kelak, kan ku dengar kabar gembira dari anak bangsa yang berhasil meraih mimpinya... GMB - Goes to Root
0 Comments
Leave a Reply. |