Minggu, 30 Maret 2014 bertempat di Pancoran Buntu rekan-rekan dari Gerakan Mari Berbagi (GMB) datang ke rumah baca adik-adik binaan Madani Comunity (Madcom). Mereka datang dengan semangat berbagi yang ingin mereka tularkan kepada kami semua. Hari ini, dari sekian banyak program yang diusung oleh Gerakan Mari Berbagi (GMB) salah satu diantaranya mereka berbagi gunting kuku. Apakah ada yang penting dari gunting kuku? Saya sempat bertanya kepada Tri Handoko salah satu volunteer dari GMB apa pentingnya acara ini. “Selama ini kita hanya tahu bahwa kita harus gunting kuku agar kuku terlihat bersih dan rapi. Namun, banyak diantara kita yang belum tahu bahwa penggunaan gunting kuku itu tidak boleh bersama-sama alias satu gunting kuku untuk satu orang” tutur mahasiswa USBI yang biasa disapa Doki. “Emang kenapa harus kaya gitu?” tanya saya karena penasaran. “Jika Penggunaan gunting kuku secara bersama-sama, bisa menyebabkan penyakit Hepatitis dan AIDS” “Saat gunting kuku juga harus hati-hati, jangan sampai luka dan berdarah. Kita harus tahu bagaimana cara menggunting kuku yang baik dan benar. Jangan sampai terlalu pendek dan mengenai daging. Juga harus diperhatikan, jarak antara daging yang masih menempel dengan kuku. Penting, gunting kukulah seminggu sekali. Nah hari ini kita ingin berbagi ilmu dan keceriaan bersama adik-adik di pancoran buntu ini”. Ucap Doki. Acara dimulai sekitar pukul 10 oleh Mumu sebagai MC, volunteer yang saat ini sedang kuliah di USBI dan bergabung di Kammi Madani. Mumu mempersilahkan Bapak Edi ketua Ikatan Pemulung Indonesia kawasan Jakarta Selatan. Pak Edi menceritakan harapan-harapan beliau untuk memajukan taraf hidup adik-adik yang tinggal di Pancoran Buntu. “Kami mohon maaf kepada Bapak dan Ibu serta adik-adik dari Gerakan Mari Berbagi jika penyambutan dilakukan di tempat ini. Kondisi panas dan tak ada tempat duduk. Mohon dimaklumi” ungkap pak Edi penuh rendah hati. “Bapak dan Ibu pasti sudah melihat bahwa kami tinggal di daerah yang kumuh. Rumah kami kumuh. Namun, saya berharap hati kami tidak pernah kumuh seperti tempat tinggal kami. Dan semoga kami bisa menjadi lebih baik” Jelas Pak Edi. “Di daerah ini banyak sekali adik-adik. Ada sekitar 120 anak. Dari jumlah itu hanya sekitar 90-an anak yang bisa sekolah. Memang, bukan hanya faktor ekonomi yang menjadi kendala. Tapi faktor ekonomi menjadi faktor utama kenapa adik-adik disini tidak bisa sekolah. Penghasilan orang tua mereka sebagai pemulung memaksa mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Semoga dengan hadirnya rekan-rekan disini dapat memberi kebahagiaan yang berarti bagi mereka.” tutur pak Edi panjang lebar. “Perlu Bapak dan Ibu tahu juga, disini Alhamdulillah sudah ada yang jadi sarjana walaupun orang tuanya pemulung. 4 orang tahun lalu jadi sarjana, tahun ini insya Allah 2 orang juga akan diwisuda, semoga semakin banyak lahir adik-adik terdidik di daerah kami sehingga kami tidak kumuh lagi”. Jelas pak Edi penuh semangat. Penuturan panjang pak Edi kemudian disudahi, dilanjutkan sambutan dari Pak Imam. Beliau dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). “Saya merasa bahagia bisa berada di sini. Bertemu dengan adik-adik yang hebat dan luar biasa. Apa cita-cita kalian semua?” Tanya pak Imam mencoba berkomunikasi dengan adik-adik. “Ingin jadi polisi” “Jadi pilot” “Jadi tentara” “Jadi koki, punya restoran gede” Jawab adik-adik antusias. “Siapa yang mau jadi presiden” Tanya pak Imam. “Saya” Jawab anak kecil di samping saya sambil mengacungkan tangannya. Acungan tangan yang tinggi dan optimis. “Siapa nama kamu?” tanya pak Imam “Habibie” Jawabnya polos. Sontak tepuk tangan riuh sebagai support dan lantunan amin terdengar dari semua yang hadir. Selain itu, ada juga diantara mereka yang ingin bercita-cita menjadi Gubernur DKI Jakarta. Semoga mereka semakin giat belajar dan berdoa agar tercapai cita-citanya. Amin Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Mereka dibagi atas 10 kelompok dengan jumlah perkelompok adalah 5-10 anak ditambah satu orang LO yang akan mengawasi mereka. Kemudian, adik-adik yang telah dibagi kelompok diajak untuk keluar dan bermain. 5 pos permainan disediakan yang masing-masing dijaga oleh para volunteer. Kehebohan selalu terjadi, keceriaan, canda tawa, suka cita, menghiasi wajah mereka. Sulit memang untuk mengawasi mereka. Adik-adik TK butuh pengontrolan dan tingkat perhatian yang lebih dari adik-adik yang sudah SD. Jenis permainan yang disuguhkan juga harus domodifikasi jika kelompok yang datang anak TK. Mereka masih terlalu kecil dan sangat polos. Bahkan saat bermain ‘gigi sendok’ yang diestafetkan ke teman lainnya mereka sangat kesulitan untuk menjaga sendok tetap berada di mulut mereka. bahkan ada yang berkata, “Sakit kak”. Para volunteer juga diajari untuk selalu fokus pada keinginan dan keluhan mereka. Adik-adik TK saat baru bermain mereka sudah kehausan. Terlihat capek, tapi hebatnya mereka selalu bersemangat. Permainan asik di semua pos harus dihentikan karena tiba-tiba gerimis. Adik-adik itu diajak masuk ke dalam rumah baca madcom. Mereka disuruh duduk sambil diajari cara cuci tangan yang benar. Para volunteer yang sebelumnya telah dilatih oleh para dokter cara cuci tangan yang baik dan benar langsung mengajari ilmu tersebut kepada adik-adik. Kesabaran sangat dibutuhkan dalam tahap ini. Pemberikan pujian kepada mereka yang berhasil mencontohi cara cuci tangan yang baik juga sangat diperlukan agar tetap menjaga semangat mereka. Setelah pelatihan yang singkat, adik-adik diajak ke musholla. Bukan untuk sholat, tapi untuk cuci tangan setelah sebelumnya berkotor-kotoran. Saatnya praktek ilmu yang baru saja diterima dari kakak-kakak. Setelah mencuci tangan adik-adik diajak makan. Bekal yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh volunteer dibagikan. Tapi, namanya juga adik-adik. Ada-ada saja tingkah lucu mereka. ada yang tidak membawa makanan, saat diberikan makan untuk makan bersama dia tidak mau. Tapi karena dengan sabar diajari semangat berbagi, maka mereka mau makan bersama. Perut sudah terisi. Tenaga sudah penuh. Saatnya melanjutkan kegiatan. adik-adik diajak kembali ke rumah baca. Mereka masih duduk dalam kelompoknya. Agenda selanjutnya adalah mereka disuruh untuk membagikan gunting kuku kepada masyarakat sekitar. “Salam dulu, trus dikasih ya gunting kukunya” ucap kakak volunteer mengajari adik-adiknya cara memberikan gunting kuku. Ditemani kakak-kakak mereka menyebar untuk membagikan gunting kuku yang sebelumnya telah disediakan. Panas memang, secara saat itu pukul 1 siang. Tapi itulah adik-adik. Walaupun masih terhitung sangat kecil secara usia, tapi semangat mereka layak diacungi jempol. Mereka membagi semua gunting kuku yang diberikan kepada masyarakat sekitar. Langkah kecil untuk kebersihan dan kesehatan diri. “Satu gunting kuku untuk satu orang”. Selesai dengan tugas membagikan gunting kuku. Adik-adik diajak ke rumah baca. Ada pengumuman dan pembagian hadiah untuk adik-adik yang paling bersemangat dalam kegiatan ini. Setelah itu acara ditutup oleh MC. Sebelum pulang mereka dibagikan rapor untuk mengontrol rutinnya mereka mengunting kuku selama 21 minggu. Artinya aksi ini akan terus berlanjut. Bukan untuk membagi gunting kuku, tapi bagaimana dampak dari kegiatan ini. Senyum, tawa dan suka cita saya rasakan bisa berada di komunitas ini. Bertemu teman-teman yang dengan ikhlas mengorbankan waktu, tenaga, materi untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Selain itu, menumbuhkan kebiasaan bersih itu penting, karena kebersihan sebagian daripada iman. Semoga acara ini bukan hanya berarti bagi kita, tapi juga bagi semua. Gerakan Mari Berbagi (GMB). Berbagi semangat dalam kerja nyata dengan keikhlasan untuk terus berkarya agar menjadi berarti demi Indonesia. Tetap sukses dan semangat. GMB - Gunting Kuku Sumber: https://www.facebook.com/notes/jana-az-zahra/1000-gunting-kuku-awal-aksi-bersih/658726064192685
0 Comments
Salah satu program dari Gerakan Mari Berbagi-Semangat Anak Nusantara (GMB-SAN) adalah program Sahabat Pena. Program yang dilaksanakan di setiap akhir bulan ini ditujukan untuk mendorong semangat menulis adik-adik di Tebet, Jakarta Selatan. Tidak hanya itu, program Sahabat Pena juga menjadi media untuk membangun motivasi dan komunikasi antara adik-adik dan para volunteer. Dalam program tersebut, adik-adik membuat surat yang berisi cita-cita, kesan dan hal-hal yang berkaitan dengan harapan serta kegiatan selama GMB-SAN berlangsung. Berkaitan dengan hal tersebut, GMB-SAN melaksanakan program Sahabat Pena yang disertai dengan program pengajaran rutin di Taman Honda Tebet (29/03). Sabtu merupakan jadwal pengajaran materi kreativitas GMB-SAN. Dalam hal yang sama, waktu tersebut juga bertepatan dengan minggu akhir di bulan Maret. Pelaksanaan program di sabtu kali ini tidak hanya diisi dengan kegiatan pengajaran materi kreativitas, tetapi juga pelaksanaan program Sahabat Pena untuk pertama kalinya. Kedua program ini tentunya membuat kegiatan GMB-SAN semakin ramai dan menyenangkan. Kegiatan yang dijadwalkan pukul 14.00 WIB ini diawali dengan penyambutan adik-adik baru yang bergabung dalam GMB-SAN. Sebagian besar adik-adik yang baru bergabung adalah adik-adik yang sering bermain di Taman Honda Tebet. GMB-SAN kedatangan 7 adik baru yang siap belajar banyak hal. Setelah semua melakukan perkenalan diri dan memastikan absen satu per satu, program Sahabat Pena dimulai. Masing-masing dari mereka disediakan kertas dan alat tulis lainnya. Sebelumnya, para volunteer telah memberikan arahan terkait penulisan surat sebagai bagian dari program Sahabat Pena. Mereka diberikan waktu sekitar 15 menit untuk menyelesaikan suratnya. Dengan semangat, mereka mencari tempat yang dianggap nyaman untuk menulis. Mereka memenuhi setiap sisi dari bagian barat Taman Honda Tebet. Tidak jarang mereka menanyakan kembali instruksi yang telah disampaikan. Beberapa dari mereka memilih untuk berdiskusi terlebih dahulu. Nama, sekolah, hobi dan cita-cita menjadi isi dari surat pada umumnya yang mereka buat. Tidak hanya itu, beberapa dari mereka juga menyebutkan nama para volunteer dalam suratnya. Seperti halnya, Carissa yang senang belajar bersama dengan para volunteer. Begitupun dengan Arifin yang mengungkapkan betapa senangnya mengikuti latihan silat bersama kakak Volunteer. Tentunya masih banyak cerita lainnya dari adik-adik dengan berbagai kisah seru di dalamnya. Kegiatan di Taman Honda Tebet harus diakhiri ketika jam menunjukkan pukul 15.15. Kegiatan hari ini memberikan semangat tidak hanya kepada adik-adik di Tebet tetapi para volunteer. Menulis dan latihan kreativitas yang dilakukan bersama-sama membuat suasana berbagi semakin terasa. Seperti biasanya, kegiatan di hari sabtu ditutup dengan shalat azhar dan pengajian bersama di salah satu mesjid yang letaknya tidak jauh dari Taman Honda Tebet. Tentunya kegiatan berbagi di akhir pekan ini memberikan kesan tersendiri. GMB - Semangat Anak Nusantara Sumber: http://arnaldi-nasrum.blogspot.com/2014/03/gmb-san-kreatifitas-dan-surat-untuk.html Berbeda dengan jumat lalu, dalam pertemuan kali ini Gerakan Mari Berbagi-Semangat Anak Nusantara (GMB-SAN) menyajikan pengajaran materi bahasa inggris kepada adik-adik binaannya di Tebet, Jakarta Selatan (28/03). Minggu sebelumnya, materi pengajaran difokuskan pada materi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Program pengajaran GMB-SAN yang telah memasuki minggu ketiga ini melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan materi belajar adik-adik di Tebet. Dalam menyusun materi pembelajaran, dilakukan penyesuaian antara fokus materi di sekolah dan materi yang telah disusun oleh para volunteer. Kegiatan pengajaran yang dimulai pukul 13.30 WIB ini diawali dengan kegiatan belajar Matematika. Hal tersebut menjadi bagian dari agenda melanjutkan tugas yang diberikan kepada adik-adik pada minggu sebelumnya. Semua tampak antusias ketika hasil pekerjaan rumahnya diperiksa. Selain itu, materi baru juga diberikan kepada mereka. Berselang 30 menit dan memastikan semua telah mengerjakan tugas baru yang diberikan, proses pengajaran dialihkan ke materi bahasa Inggris. Materi bahasa inggris terbilang baru dalam proses pengajaran yang dilakukan. Selama ini materi pengajaran yang diberikan oleh volunteer GMB-SAN maupun Yayasan Pelangi Mulya berfokus pada materi Matematika dan Sains. Selain itu, adik-adik di Tebet juga menganggap bahasa Inggris sebagai materi yang sulit sehingga cenderung memilih materi lainnya untuk diajarkan. Menanggapi hal tersebut, kami berpikir bahwa hal terpenting dalam penyajian materi adalah pendekatan terhadap mereka. Apalagi, bahasa inggris menjadi salah satu materi penting dan potensial. Pemberian materi bahasa inggris diawali dengan perkenalan diri dengan menggunakan bahasa inggris. Kata-kata yang diajarkan pun dibuat sesederhana mungkin dan disesuaikan dengan kemampuan mereka. Proses pembelajaran yang dilakukan dibuat semenarik mungkin. Kami menganggapnya sebagai fun learning. Semua mengikuti materi dengan senang hati. Tidak sedikit dari mereka yang berubah pikiran jika belajar bahasa inggris itu mudah. Walaupun penyajian materi ini tidak berlangsung lama, mereka menunjukkan semangat yang luar biasa. Dalam pertemuan berikutnya, tema materi bahasa inggris yang akan diajarkan adalah mengenal anggota tubuh. Tentunya ini akan menjadi tema yang menarik bagi mereka. Materi pengajaran kali ini diakhiri dengan makan bersama. Yayasan Pelangi Mulya yang menjadi partner kami menyediakan makanan untuk mereka. Suasana kebersamaan semakin terasa. Belajar dan makan bersama menjadi hal yang membuat suasana keakraban GMB-SAN dan adik-adik semakin kuat. Pesan pertemuan kali ini adalah tidak ada kata sulit ketika kita ingin belajar dan memiliki niat yang baik untuk terus berkarya. GMB - Semangat Anak Nusantara Sumber: http://arnaldi-nasrum.blogspot.com/2014/03/gmb-san-tidak-ada-yang-sulit-dalam.html “Kakak, Bhinneka Tunggal Ika artinya apa kak?” Pertanyaan itu meluncur dari mulut seorang anak kecil di dalam ruang kelas sebuah sekolah dasar di Bandung. Kontan saja langsung disambut oleh salah satu tim Bhinneka Project dengan senyuman dan jawaban bahwa Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua. Hari Minggu yang cerah pada tanggal 23 Maret 2014 pukul 10.30, kami memulai Gerakan Mari Berbagi Bhinneka Project yang pertama kami, dengan semangat menyebarkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an pada anak-anak. Kali ini, kami bermain ke teman-teman di SAFEducation di daerah bandara Husein Sastranegara di Bandung. Setelah memperkenalkan diri, program ini diawali dengan pembacaan dongeng yang mengisahkan bagaimana menyenangkannya bermain dengan teman-teman dari suku-suku yang berbeda. Lalu, ke-24 anak yang hadir dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing kelompok akan dibimbing oleh seorang kakak dari GMB Bhinneka Project, dan kakak dari SAFEducation. Dalam kelompok tersebut, anak-anak akan dibagi dua lagi untuk memainkan visual novel dan cardgame secara bergiliran. Suasana kegiatan berjalan dengan cukup meriah. Anak-anak dengan antusias bermain sambil belajar dengan dua media yang disediakan. Setelah sekitar 30 menit, anak-anak dipersilahkan untuk beristirahat sejenak sebelum acara selanjutnya. Namun di sela-sela istirahat, kami dapat melihat beberapa anak masih asik dengan visual novel yang kami sediakan di dalam laptop yang masih menyala. Ada juga yang membaca buku anak yang menjadi media dongeng pada awal acara. Setelah istirahat selesai, anak-anak dikumpulkan lagi untuk pembagian kuis tertulis dan kuis lisan. Pada kuis tertulis, anak-anak diberi pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana mereka mengetahui mengenai keanekaragaman budaya Indonesia yang berupa makanan. Pada kuis lisan, 3 anak harus cepat-cepatan mengacungkan tangan untuk maju kedepan dan menyebutkan minimal tiga atau lima asal suku kebudayaan Indonesia yang berupa makanan, pakaian dan alat musik. Anak yang berhasil menjawab dengan benar akan mendapatkan komik Bhinneka Project yang kemudian dihimbau untuk dibaca bersama teman-temannya. Sekitar pukul 12 siang, acara selesai dengan pembagian permen dan foto bersama dengan gembira. Foto-foto lainnya dapat di akses disini GMB - Binneka Project SETELAH pekan lalu di Aceh Timur, Gerakan Mari Berbagi Sepeda (GMB-S) kali ini kembali menyerahkan sepeda untuk anak sekolah miskin di pedalaman Kabupaten Bireuen, Aceh. Penerimanya adalah Zahrial dan Zainunis, kakak beradik dari SDN 13 Paya Bili, Kecamatan Jeunib, Bireuen. Biasanya Zahrial dan Zainunis berjalan kaki hampir tiga kilometer menuju sekolah. Ayah mereka, Hanafiah, seorang petani miskin yang bahkan tidak punya cukup uang untuk membeli sepatu sekolah anaknya. Kini Zahrial, yang jago pidato di sekolahnya, bisa bersepeda membonceng adiknya ke sekolah. Zahrial dan Zainunis hanya contoh anak-anak miskin di pedalaman yang bersekolah jalan kaki jauh. Masih banyak anak lainnya membutuhkan sepeda agar lebih mudah ke sekolah. Ayo, bantu mereka. Dukung dan sukseskan gerakan sosial ini. GMB - Sepeda sumber: http://www.gmb-s.com/sepeda-baru-untuk-zahrial-dan-zainunis/ Sebuah hubungan yang erat itu tak hanya dirasakan melalui pelukan erat keluarga saja, sapaan hangat yang ku anggap seperti keluarga yang jauh disana membuat hati ini ingin sekali kembali menemui jejak pengabdian dulu. Sebuah desa yang mereka sering sebut “DISKOTIK” (Digigir Kota Saeutik), itu bahasa Sunda jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia itu “Dipinggir kota sedikit”...Itulah sapaan hangat desa yang selalu memberikan inspirasi baru agar aku dapat terus berbagi bersamanya. Desa yang memiliki poteni besar, masyarakat kreatif, anak-anak yang penuh semangat, lahan yang berpotensi menghasilkan sebuah kekayaan, ternak, sosial yang rukun dll. Semua itu yang membuatku tergiur untuk terus memberikan sumbangsih apapun itu bentuknya, kedatangan kamipun membuat mereka senang. Pada akhirnya semangatku semakin meluap setelah terinspirasi bersama 47 pemuka pemuda Indonesia dan inisiator yang benar-benar luar biasa inspiring. 9 hari pelatihan Yogyakarta-Jakarta membuatku semakin yakin. “Ketika aku berjalan, maka aku ada”. Aku semakin yakin bahwa untuk berbagi itu tidak harus menunggu kita mapan, tapi melalui apapun, hal kecilpun bisa membantu. Tanggal 22 Maret, Hari Sabtu aku mengajak teman-teman untuk ikut menginspirasi anak-anak yang penuh semangat di Nambo. Kita persiapkan segala sesuatu untuk menginspirasi mereka. Dimulai dari media belajar, kisah dan cerita, materi, makanan dll. Ketika sampai disebuah bangunan kecil yang penuh dengan bangku-bangku mini,,,dekapan hangat tangan-tangan kecil itu langsung memeluk, membuatku semakin kuat dan bahagia. Aku berkata dalam hati “Tuhan....kebahagiaan ini sangat luar biasa”. Berawal dari mewarnai, kami asah otak kanan mereka untuk mengenal warna dan bagaiamana menerapkannya dalam sebuah benda. Buku mewarnai hasil karya teman-teman kelas rela memberikan tenaganya untuk mendesain buku mewarnai. Karya itu sangat bermanfaat. Hingga mereka senang dan semakin semangat belajar mewarnai. Keberanian, kami memberikan ssebuah games-games yang menarik, kami melihat bagaiamana keberanian mereka terasah, inspirasi terus kami tumbuhkan pada diri mereka. Agar terus berani menggapai mimpi dan siap berjuang dengan mimpi itu.Keunikan dan kepolosan mereka juga hadir ketika, muncul bahasa-bahasa daerah sunda ketika kami tanya “Gambar apa ini”? mereka jawab “Awi” (Bahasa Sunda),,,padahal sebenarnya itu adalah bambu...Setelah mendengar kepolosan orang tua tertawa dan kami pun hanya bisa mengikuti alur tertawanya. Hery, salah satu indpirator, membawa Angklung untuk diperkenalkan pada anak-anak, mereka antusias, kami belajar bersama, mereka jadi tahu sebenarnya budaya Indonesia itu sangat unik terutama budaya daerahnya sendiri. Tak hanya itu, media belajar yang kreatif membuat mereka senang belajar, membaca huruf yang penuh dengan warna dan gambar membuat mereka semakin tetarik. Bahagia melihat mereka tertawa dan bermain bersama, ditambah lagi dengan senyum mereka yang tulus ketika perpose dan berteriak dalam foto. Sungguh hari yang ceria... Setelah menginspirasi, kami menemui warga desa Nambo dan mengadakan makan bersama untuk menghangatkan kembali kekeluargaan yang beberapa bulan ini sempat tertunda, kami bercerita dan mencoba memahami kembali apa yang dibutuhkan untuk pengembangan desa Nambo.
Setelah itu kami berikan semua yang menjadi media belajar untuk anak PAUD, media belajar tersebut berasal dari Indonesia Mengajar, PP Iptek, PMI, teman-teman desainer, dll. Warga desa sangat senang, begitupun anak-anak, mereka sangat antusias untuk belajar lebih rajin. Terimakasih Gerakan Mari Berbagi, terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu progran kedua untuk pengembangan desa ini,,,,tunggu program dan cerita selanjutnya ya dari GMB Goes to Root. Arumdari Nurgianti - GMB Goes to Root Selalu ada ruang untuk berbagi. Memasuki minggu kedua, Gerakan Mari Berbagi Semangat Anak Nusantara (GMB-SAN) terus berbagi untuk adik-adik di Tebet, Jakarta Selatan. Sebelumnya, jadwal mengajar volunteer telah dibagi menjadi dua hari dalam seminggu. Jumat dan Sabtu menjadi hari yang begitu menyenangkan tidak hanya bagi para volunteer tetapi juga adik-adik di Tebet. Hari jumat dijadwalkan untuk pengajaran pelajaran umum seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Inggris. Di samping itu, hari sabtu dijadwalkan untuk pengajaran dan mengasah kreativitas adik-adik. Dalam hal ini, kreativitas tentunya menjadi bagian penting untuk mendorong minat dan bakat mereka. Lebih dari itu, pengajaran kreativitas juga ditujukan untuk persiapan program Karnaval GMB SAN yang dijadwalkan pada Juli mendatang. GMB SAN kembali bertemu dengan adik-adik binaannya sebagai bagian dari rutinitas hari Sabtu di Taman Honda Tebet (22/03). Tema materi kreativitas dalam pertemuan kali ini adalah menghargai budaya daerah. Dikelilingi dengan pemandangan taman yang indah, para volunteer memilih untuk belajar kreativitas di Taman Honda Tebet. Semuanya tampak bersemangat dengan berbagai konsep yang telah disusun. Berbeda dengan biasanya, kali ini kami menjemput adik-adik lebih awal dari jadwal biasanya. Kami menyusuri jalan sempit yang dikelilingi oleh pemandangan bajaj dengan berbagai bongkahan kayu di sekitarnya. Satu per satu rumah adik-adik kami datangi dan mengajak mereka untuk belajar bersama. Mereka menyambut kami dengan semangat. Perjuangan kami tidak sia-sia, karena seyogyanya tidak ada hal yang sia-sia. Akhirnya kami bertemu dengan 11 anak yang siap untuk mengembangkan potensi diri. Beberapa anak tidak bisa ikut karena alasan sekolah dan pekerjaan rumah. Bersama mereka, kami menuju ke Taman Honda Tebet. Banyak komunitas yang memenuhi ruang taman tersebut. Semua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Kami memilih untuk berkumpul di bagian barat taman dengan pohon yang rindang tersebut. Untuk mengakrabkan diri, kami duduk membentuk lingkaran. Beberapa volunteer baru memperkenalkan diri sebelum adik-adik GMB Nusantara diabsen satu per satu. Kami kedatangan jagoan baru hari ini. Di taman tersebut, kami mengajak beberapa anak yang merupakan teman dari adik-adik GMB SAN. Mereka meilih untuk bergabung dengan kami. 19 jagoan kecil telah berkumpul belajar kreativitas. Untuk memudahkan pengajaran, kami membagi mereka menjadi dua kelompok. Untuk laki-laki, mereka berlatih pencak silat dan adik-adik perempuan latihan menari. Hal ini disesuaikan dengan minat dan bakat mereka. Bersama dengan 10 anak, kami berlatih pencak silat yang dipandu oleh salah satu volunteer. Adik-adik begitu antusias dan bersemangat. Mereka begitu giat mengikuti gerakan yang diinstruksikan. Tidak jarang pula mereka tertawa dan mencontohkan gerakan baru ala pitung. Mereka berbaris dengan rapi. Saat mereka merasa kesulitan, kami mendampingi mereka satu per satu. Selama latihan, kami mengajarkan 4 gerakan pencak silat kepada mereka. Setiap gerakan ditirukan dengan kemampuan dan gaya masing-masing. Di lain hal, adik-adik perempuan belajar menari bersama para volunteer. Mereka mencoba mempertunjukkan tarian ondel-ondel. Berbekal kemampuan menari di sekolah masing-masing yang cenderung pada tarian modern, mereka mengikuti gemulai gerakan tarian ondel-ondel yang ditunjukkan oleh para volunteer. Para volunteer begitu sabar dan memberikan semangat kepada adik-adik untuk memahami gerakan tarian tersebut. Mereka tak kalah semangatnya dengan adik-adik yang berlatih pencak silat. Dalam latihan tarian ini, adik-adik telah menghafal dua gerakan inti dari tarian ondel-ondel. Di akhir sesi latihan, masing-masing grup diberikan waktu untuk mempertunjukkan hasil latihannya. Para volunteer dengan seksama memperhatikan hasil latihan adik-adik tersebut. Dengan penuh konsentrasi, kelompok pencak silat memperagakan 4 kombinasi gerakan dasar silat. Tak mau kalah, kelompok tarian ondel-ondel juga menunjukkan keluwesan gerakan tarian khas Jakarta tersebut. Mereka melakukannya dengan penuh antusias. Sorak sorai dari berbagai komunitas lainnya di taman tersebut membuat suasana semakin ramai. Mereka merasakan euforia melakukan pertunjukan bersama. Walaupun gerakannya singkat, mereka sangat senang melakukannya. Program pengajaran untuk minggu kedua ini kemudian diakhiri dengan sholat azhar bersama dengan adik-adik. Selain itu, para volunteer juga mengajarkan bacaan sholat kepada mereka. Pesan yang selalu disampaikan para volunteer kepada adik-adik di Tebet adalah jangan pernah putus asa dan selalu belajar untuk masa depan. Kami menikmati setiap momen dalam kegiatan mengajar ini. Kami bertemu dengan anak-anak yang begitu luar biasa. Berbagai permasalahan dalam latar belakang pendidikan dan keluarga tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus belajar. Mereka begitu cepat menangkap hal-hal yang diajarkan. Sumber: http://arnaldi-nasrum.blogspot.com/2014/03/gmb-san-ayo-belajar-kreativitas.html GMB - Semangat Anak Nusantara Training of Trainers yang dilaksanakan hari Jumat kemarin bertujuan memberikan pengetahuan kepada volunteers mengenai bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar serta aturan-aturan terkait menggunting kuku. Sangat menarik, karena nantinya volunteers yang sudah memperoleh training akan menjadi trainers di hari H yaitu 30 Maret 2014. Berkat partisipasi dari Kak Julian Aldwin, Training of Trainers ini berjalan sangat lancar dan penuh antusiasme dari volunteers. Sungguh usaha berbagi yang kental dengan semangat positif. Terima kasih Kak, terima kasih Pak Dokter .
GMB Gunting Kuku Berikut ini adalah foto-foto kegatan GMB - Agroedukasi di SD Karangsari 3, Jawa Tengah. Seperti biasa siswa kelas 1-3 SD mendapat penyuluhan mengenai gizi dan sayuran di kelas, sedangkan kelas 4-6 belajar menanam sayur di kebun sekolah. Kali ini gerimis turun sejak pagi hingga siang hari, namun anak-anak tetap bersemangat menanam sayur.
GMB - Agroedukasi "Belajar Berbagi Sejak Dini",! Alhamdulillah berkat dukungan rekan-rekan para dermawan yang baik hatinya sudah bisa disalurkan dukungan pendidikan untuk 18 anak di Nisam dan Sawang, Aceh Utara. Insya Allah akan disalurkan setiap 6 bulan sekali dan semoga bisa membantu biaya pendidikan adik-adik kita. Semoga lebih banyak yang menyumbang agar lebih banyak anak mendapatkan akses lebih baik untuk pendidikannya. Salam berbagi. GMB - Aceh Berbagi |