0 Comments
BANDA ACEH - Salah satu alumni Youth Adventure dan Youth Leaders Forum 2015 Gerakan Mari Berbagi asal Aceh, Aula Andika Albalad, menceritakan secuil pengalaman menariknya ketika menjadi peserta acara itu beberapa bulan lalu. Menurutnya, orang-orang yang bergelut di forum tersebut merupakan anak-anak muda Aceh yang punya jiwa sosial tinggi dan peka terhadap keadaan di sekitarnya. Di Aceh sendiri, GMB mulai hadir sejak 2012.
“GMB sudah 'menampar' saya untuk menjadi lebih baik dan banyak hal lainnya yang menarik di GMB,” kata Aula kepada portalsatu.com beberapa hari lalu. Aula mengakui, menariknya di GMB adalah melakukan hal-hal yang biasa ditinggalkan banyak orang. “Contohnya ketepatan waktu, misalnya orang sekelas Bapak Bambang Widjayanto jadwal ngisi jam jam 10.00 namun jam 09.00 sudah hadir,” katanya. Menurut Aula, kegiatan ini memang berbayar, tetapi bayaran itu tidak seberapa dengan apa yang didapat. “Hal yang menarik lainnya adalah acara tidak pernah molor, semua tepat waktu sebagaimana di schedule acara,” ujar Raja Baca Provinsi Aceh periode 2014-2015 ini. Kegiatan Youth Adventure dan Youth Leaders Forum tahun ini bakal direncanakan dibuat di Yogjakarta pada pertengahan tahun 2016 mendatang. Namun, pendaftaran sudah dibuka sejak 23 Desember 2015 hingga 31 Mei 2016 mendatang. Sumber: http://portalsatu.com/berita/cerita-aula-andika-albalad-ditampar-gerakan-mari-berbagi-4018 Oleh: Aula Andika
Sudah hampir 1 bulan penyelenggaraan Youth Adventure and Youth Leader Forum berlalu, namun rasa itu masih juga belum hilang dari pelupuk sanubari ini. Rasa yang menjadikan ku ada di muka bumi ini. Rasa yang sudah hampir 1 dekade ku cari jawabannya. Di seluruh belahan indonesia ku cari, namun tak juga pernah ku temukan. Gunung berhasil ku daki, laut berhasil ku sebrangi walau terkadang badai selalu saja menghalangi ku untuk pergi. Tapi tak ku hiraukan, karena ku yakin di ujung lautan itu akan ada secercah harapan akan apa yang ku inginkan. Namun, sungguh menyedihkan. Amukan badai berhasil ku lawan walau kapal ku hampir karam. Tapi sesampai ku di sana tak juga ku temukan secuil petunjuk pun. Ku banting stir kemudi kapal dan kembali Oleh: Dinmas Masyudin
Akhir-akhir ini semakin banyak orang yang penasaran tentang GMB, setelah saya cukup banyak memperkenalkan GMB ke beberapa orang yang saya temui baik di organisasi yang saya ikuti maupun kepada orang-orang yang baru saya temui. Saya selalu bilang bahwa GMB itu bukanlan sebuah organisasi ataupun komunitas tapi adalah sebuah keluarga. Dimana kita akan selalu diterima, saling mendukung dan selalu mendapatkan pelukan. Bukan hanya pelukan secara harfiah namun juga pelukan batin yang membuat kita merasa nyaman dan bisa lebh terbuka. GMB sendiri adalah singkatan dari Gerakan Mari Berbagi yang di inisiasi oleh Azwar Hasan, tapi Oleh: Edi Fadhil
Namanya Firdaus Noezoela, ‘Daus’ biasa kami memanggilnya. Daus adalah Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh. Hari ini saya bersama Daus mengantar dua sepeda sumbangan dari Gerakan Mari Berbagi Sepeda (GMB-S) yang digagas Andi Irawan (alumni GMB 2014) ke pedalaman Aceh Utara tepatnya ke Kecamatan Pirak Timu, berjarak sekitar 45 kilometer dari Lhokseumawe, yang merupakan tempat tinggal kami. Setelah melewati 30 Km jalan beraspal dan 15 Km jalan berbatu kami menjumpai anak yang akan menerima sumbangan sepeda dari donator melalui Gerakan Mari Berbagi Sepeda di Desa Pucoek Alue. Satu sepeda By: Richard Cronin, Senior Volunteer of GMB
BEING involved in the Youth Leadership Program (YLP) is the most rewarding endeavor. The young people who you become involved with are very intelligent, motivated and determined to succeed. They come from all works of life, from different social and religious backgrounds as well as career interest. Indonesia is our closest neighbor, and a country that will become increasingly important to Australia and being involved in YLP is the beginning of building of the bridges that will bring us closer together politically, socially and culturally. It is like the “the rain drop that starts a river”. The program has been established to identify young graduates from across Indonesia who can demonstrate that they have the potential to become leaders in LIMA belas pemuka pemuda Indonesia di Gerakan Mari Berbagi (GMB) kini sedang mengikuti pre-departure training (PDT) untuk mempersiapkan keberangkatan ke Australia dan Jepang. Pembekalan pra-keberangkatan ini dipusatkan di Sekretariat GMB di Setiabudi, Jakarta Selatan. PDT tersebut dilaksanakan mulai Sabtu 1 November, dengan melibatkan sejumlah inspiring leader. Di kegiatan ini, para pemuka pemuda dibekali beberapa materi untuk mematangkan persiapan homestay program, mulai dari panduan lodging and logistics, pengetahuan dasar kesehatan, antisipasi cultural shock, latihan presentasi dalam bahasa asing hingga latihan apresiasi seni dan budaya. Satu sesi dalam PDT diisi oleh Dokter Naswanto. Spesialis bedah ini memandu diskusi mengenai SETELAH sebelumnya mendapat kehormatan untuk sharing pengalaman mengenai post-program activities ke delegasi Australia-Indonesia Youth Exchange Program, Gerakan Mari Berbagi (GMB) kembali mengisi pelatihan pembekalan bagi pemuda-pemudi di delegasi Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) 2014. Dalam sesi pelatihan di Wisma PP-PON Cibubur, Minggu (26/10), GMB membagikan pengalaman tentang implementasi program sosial yang digagas dan dilaksanakan oleh para pemuka-pemuda di dalamnya, yang disebut BANK Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan Gerakan Mari Berbagi menjajaki potensi kemitraan untuk memaksimalkan Program Dayakan Indonesia yang kini menjadi salah satu fokus BTPN. Potensi kerjasama ini dibahas dalam pertemuan kedua pihak pada Kamis (16/10).
Derry Afifuddin, Communication and Activation Head BTPN, mengatakan Dayakan Indonesia memiliki misi yang selaras dengan Gerakan Mari Berbagi. Dayakan Indonesia merupakan program BTPN yang langsung menyentuh komunitas, di antaranya dengan pemberdayaan masyarakat pensiunan melalui kewirausahaan. “GMB juga berisi para pemuda-pemudi Indonesia yang berbagi dengan melakukan hal-hal positif bagi lingkungan atau komunitasnya. Di sini, ada keselarasan. Karena itu, kita mencoba melihat kemungkinan untuk kemitraan,” ujar Derry, yang didampingi Daya Strategic Partnership Manager Imma Dienia Eksa, dalam pertemuan di Kantor Pemasaran BTPN di Rasuna Said, Jakarta. Inisiator GMB, Azwar Hasan, mengatakan secara umum social project yang dilaksanakan pemuka-pemuda memiliki potensi besar untuk disandingkan dengan Dayakan Indonesia. Misalnya, sebut Azwar, pembinaan wirausaha oleh peserta Youth Leader Forum GMB di Semarang. “Social project GMB yang di Semarang saat ini sudah berhasil dalam pendampingan komunitasnya. Di sana, komunitas petani didampingi sudah menghasilkan produk tepung ketela yang siap dipasarkan. Ini sangat potensial untuk diselaraskan dengan Dayakan Indonesia,” kata Azwar. Selain itu, ia menggagas agar BTPN terlibat lebih jauh dalam kemitraan dengan GMB. “Dalam Youth Leaders Forum di GMB, kami mendidik para pemuka pemuda dengan banyak hal, salah satunya financial literacy. BTPN bisa masuk dalam sesi-sesi di kelas Youth Leaders Forum untuk meningkatkan para pemuda-pemudi mengenai financial literacy,” ujarnya. “Ini akan menjadi kemitraan yang strategis, terutama untuk tujuan memberdayakan masyarakat kita melalui nilai-nilai berbagi,” kata Azwar lagi. (*) LIFE is a two sided coin. You receive and you give. Since retiring from a career in management in the finance and insurance industry, the "receiving" side, I decided to get involved in the "giving" side of life and joined an Australian government agency called Australian Business Volunteers (ABV). Over the past seven years, I have been fortunate enough to visit countries such as PNG, Solomon Islands (twice) and Indonesia (three times) undertaking volunteer assignments. It was during one of the Indonesian assignments that I had the opportunity to be introduced to a youth leadership program that was in its infancy and looking for people with leadership skills and experiences to become involved. The organization is known as GMB - Youth Leadership Program of Indonesia. The objective of GMB is to identify, educate and develop leadership skills in the youth of Indonesia. I have been privileged to be invited back to Indonesia to participate in this YLP program, purely on a volunteer basis. The experience is truly uplifting, awe inspiring and rewarding for all concerned. The young leaders and the volunteers who work with them complete a two week "workshop" where there are both learning and practical sessions in which everyone participates. These young leaders also get the opportunity to travel to foreign counties, such as Australia and Japan, to gain exposure and experiences in other cultures, life styles, political and religious structures and beliefs through what is called the Homestay Program. Being part of the volunteering in both Indonesia and back home in Australia through the Homestay Program has been a fulfilling experience for me and my wider family. We have had the opportunity to learn about, understand and to respect the values, beliefs and aspirations of these young people whose lives are charged forever as a result of the total experience. Richard Cronin Australian Volunteer of GMB |