"Memberi itu tidak berhenti saat kita melakukan YA saja. Memberi seperti bernafas, takkan berhenti sampai kita berhenti bernafas." (Diana Pramesti)
"Berbagi itu seperti bernafas, jika kamu berhenti berbagi sama saja artinya kamu berhenti hidup." (Alfiani Sartika) Aku tidak tahu bagaimana situasi 3 tahun lalu (4 Juli), saat orang ‘gila’ bernama Azwar Hasan itu menginisiasi sebuah gerakan yang benar-benar ‘gila’. Sebuah organisasi yang jauh berbeda dari gerakan atau organisasi-organisasi lain sepanjang pengetahuanku. Namun aku tahu bagaimana situasi saat aku dikumpulkan bersama 45 anak muda lain dalam event organisasi ‘gila’ itu. Sebuah event luar biasa yang mempertemukan kehebatan anak-anak muda diseluruh nusantara dengan kesempatan. Kesempatan yang sebenaranya sangat langka dijumpai oleh orang lain. Dulu, aku merasa jiwa sosialku sudah sangat kuat, sangat tinggi kelasnya dibandingkan teman-teman yang lain. Tapi ternyata forum ‘gila’ itu membuat aku sadar, aku bukanlah siapa-siapa, aku tidaklah kuat ataupun hebat seperti yang kubayangkan. Tapi, forum ini tidak membuat nyaliku menciut. Forum ini membuat gairahku bangkit untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang baru saja kusadari itu. Ah, aku memang benar-benar beruntung berada dalam keluarga ‘gila’. Keluarga yang didalamnya terdapat orang-orang hebat dan kuat mamun dengan kerendahan hati yang hebat dan kuat pula. Berbagi Itu Seperti Bernafas Ini adalah salah satu quote yang sangat aku suka. Kata-katanya mencabik jiwa yang selama ini sibuk mengejar prestasi diri pribadi lalu lupa dengan berbagi. Padahal berbagi itu seperti bernafas, jika kita sudah berhenti atau tidak berbagi lagi maka saat itu kamu telah mati. Perjalanan Youth Adventure (YA) mengajarkan aku banyak hal. Terutama ketika berada dalam kondisi dibawah. Kondisi terendah yang menuntut kejujuran, kebaikan, dan berharap belas kasihan dari orang lain. Kondisi ini membuat aku mengerti betapa pentingnya berbagi. Karena dengan berbagi kita dapat menyelamatkan, membantu orang lain yang berada dalam kondisi terendah, berada dalam kondisi dibawah dan membutuhkan. Tak hanya itu, YA juga mempertemukanku dengan banyak orang baik yang tak berhenti berbagi. Mengajarkanku kebersamaan dan menjaga teman. Mengajarkanku mengalahkan egoku. Ego yang kuat lalu bisa kuhantam, kuikat lalu kulempar ia ke atas dan dibawa terbang bersama dinginnya udara Semarang waktu itu. YA dan Youth Leader Forum (YLF) mengajarkan aku, kami, tentang bagaimana bersyukur, cinta dan apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang pemimpin. Berbagi sesama, tanpa pandang warna kulit, warna rambut, gemuk kurus, tinggi pendek atau lainnya. Saat di YLF kami dipertemukan dengan banyak inspiring leader hebat. Mereka yang dulunya aku mimpikan untuk bisa bertemu dengan mereka. YLF mewujudkannya. Kami punya kesempatan untuk menggali banyak hal dari mereka. Orang-orang hebat yang mereka terus berbagi, menebar benih kebaikan, menyebarkan semangat perdamaian. Mereka berbagi tanpa melihat perbedaan. Air mata, tawa gembira, kami rasa bersama. Kami meraciknya menjadi satu hidangan yang kami nikamati bersama. Tak hanya kami, mereka para inspiring leader juga ikut menikmati hidangan mimpi-mimpi kami. 3 Tahun Belum Cukup Aku cukup ingat detik-detik menjelang malam terakhir saat YLF. Semua kami menganggap 10 hari 10 malam adalah waktu singkat. Kami semua merasa belum cukup. Andai saja bisa ditambahkan, kami merasa forum YA dan YLF mungkin harus dilakukan selama satu bulan atau minimal 21 hari. Begitu juga, aku mengira 3 tahun belum cukup untuk GMB berpuas diri. Masih banyak mutiara dari Papua, Kapten Samad Idris dan Kapten Munzir Talib dari Bangka Belitung. Masih banyak Malikussaleh dari bumi Aceh, dan lainnya. Jika berhenti, maka GMB telah mati. GMB harus terus ada. GMB harus terus hidup dalam hati dan jiwa para alumninya. GMB harus terus ‘gila’. Agar terus lahir pemimpin-pemimpin dengan jiwa yang bijaksana. GMB harus terus melahirkan para pemuka pemuda yang menajdi manusia diatas rata-rata. Selamat ulang tahun GMB ‘gila’. Kami yakin, cahaya kan bersinar di negeriku Indonesia. "Hingga hari ini, saya belajar banyak tentang mimpi, bersyukur, cinta, berbagi dan perjuanagan dalam mengubah kehidupan. Saya semakin nyaman dengan keluarga GMB." (Steven Suhandono) "Tidak perlu menunggu menjadi kaya untuk membantu orang yang membutuhkan." (Ani Mariani) Zulfikar Husein Alumni Youth Adventure & Youth Leaders Forum 2015
1 Comment
|
|