Padahal, kalau dipikir-pikir, sebenarnya aku mengambil sebuah resiko. Mempertaruhkan uang yang baru saja ku dapat untuk ikut program yang kemungkinan besar belum tentu lulus di program itu. Bagaimana kalau seandainya aku tidak lulus bahkan di tahap pertama pun mungkin aku akan gugur. "....GMB memberikan arti dalam hidupku, mengajarkan aku arti taking and giving back yang sebenarnya. "
Demi GMB Aku Mau Jadi SPG Agustina, Alumni GMB 2012 Aku bukan satu-satunya peserta yang memiliki masalah keuangan saat mendaftar untuk jadi peserta dari Gerakan Mari Berbagi (GMB) Youth Leadership Camp 2012. Aku sudah mendengar keluhan dari beberapa peserta saat mereka ingin ikut mendaftar kegiatan ini. Mungkin bagi sebagian orang, uang 150 ribu bukanlah apa-apa. Tetapi bagi kami yang berasal dari keluarga kurang mampu, uang 150 ribu itu sangat berharga untuk menyambung hidup selama dua minggu. Keterbatasan tak menyurutkan niatku untuk mendaftar jadi peserta GMB. Aku berusaha untuk mendapatkan uang supaya bisa melakukan registrasinya. Mungkin sebagian orang juga akan bertanya “ngapain sih repot-repot ikut acara harus bayar segala?” Namun, bukan itu yang terlintas di benakku saat pengumuman GMB dikeluarkan tahun 2012 lalu. Aku bersikeras ingin ikut karena melihat nama-nama pembicara yang akan dihadirkan di acara tersebut. Ahmad Fuadi salah satu yang hadir adalah sosok yang begitu aku kagumi dengan novel-novelnya. Terlebih lagi melihat pengumuman homestay di luar negeri. Harus ku akui, bukan karena tekad ingin ke luar negeri aku memilih bergabung dengan GMB tetapi karena dari dulu aku sudah terbiasa hidup dalam Program Youth Leadership. Apalagi saat itu aku masih menjabat sebagai Youth Program Manager salah satu komunitas di bawah naungan NGO Lokal di Aceh. Kebiasaan hidup berbagi dan aktif berorganisasi membuatku sulit menutup mata melihat informasi yang berbau hal keduanya tersebut. Beberapa hari sebelum pendaftaran ditutup, aku mendapat tawaran untuk menjadi Sales Promotion Girl (SPG) oleh Forum Bangun Aceh. Lembaga yang menjadi sponsor kegiatan GMB-YLC tahun 2012. “Agustina, kamu lagi sibuk nggak? Ada kerjaan ni. Kalau ada waktu, kakak mau tawarkan pekerjaan ini ke kamu” Suara kak Syura sudah sangat ku hafal. Ia salah seorang staf di kantor FBA dan sudah mengenalku semenjak aku aktif sebagai volunteer di beberapa NGO di Aceh. Pucuk dicinta ulampun tiba, begitu pepatah yang sering kita dengar. Tanpa berpikir panjang, aku terima tawaran kerja yang berdurasi selama satu minggu itu. Aku menjadi SPG di sebuah pameran komputer yang diadakan di Gedung Sosial Banda Aceh dengan mempromosikan sebuah program kredit yang ditawarkan oleh salah satu divisi di lembaga Forum Bangun Aceh (FBA). Aku menjalani pekerjaan ini dengan bahagia. Alhasil, satu minggu berlalu dan aku mengenggam sejumlah uang di tanganku. Rasa bahagia menyelimuti pikiran dan hatiku. Uang yang ku dapat hasil kerja kerasku sendiri. Bismillah, sebelum jam 5 sore aku datang ke kantor FBA untuk mengisi formulir dan membayar uang registrasi. Selesai sudah dan saatnya bersiap-siap karena YLC akan dimulai beberapa hari lagi. Padahal, kalau dipikir-pikir, sebenarnya aku mengambil sebuah resiko. Mempertaruhkan uang yang baru saja ku dapat untuk ikut program yang kemungkinan besar belum tentu lulus di program itu. Bagaimana kalau seandainya aku tidak lulus bahkan di tahap pertama pun mungkin aku akan gugur. Kalau itu terjadi, maka uangku 150 ribu akan melayang. Padahal uang itu dengan susah payah ku dapatkan. Tetapi, ya sudahlah, memang butuh sebuah tekad dalam berjuang dan harus berani mengambil resiko. Kalau tidak pernah mencoba, maka tidak akan pernah tahu hasilnya seperti apa. Well, singkat ceritanya, aku lulus tahap I dan begitupun dengan tahap II. Disanalah kemudian aku menemukan jiwaku sepenuhnya dan menemukan jiwa-jiwa mereka yang ternyata memiliki hati seperti malaikat. Aku merasa berada dalam kolam yang tepat bersama orang-orang yang memiliki nilai-nilai berbagi dalam hidup mereka. GMB menularkan virus itu kepada kami semuanya. Yang belum berbagi dalam hidupnya kemudian memiliki semangat untuk berbagi, yang sudah berbagi tambah semangat untuk berbagi karena menemukan lingkaran orang-orang yang tiada henti menebarkan virus berbagi. Kami semua sama-sama digembleng menjadi pemuka pemuda yang hidup bukan hanya memikirkan diri sendiri, tapi setiap hari bertanya apa yang bisa kami berikan untuk orang-orang di sekeliling kami, untuk bangsa dan negara ini supaya lebih baik ke depannya. Maka, adakah dunia yang lebih indah selain dari ini? Aku rasa inilah keindahan hidup yang sebenarnya saat setiap orang mau mengalahkan ego dalam dirinya dan tidak menutup mata untuk melihat persoalan yang ada di sekelilingnya. Disinilah kolam bagi orang-orang itu, para pemuka pemuda yang membuka mata dan hatinya untuk melihat dunia dengan kaca mata berbeda. Berbeda karena mereka menjadi pemuda yang pada umumnya hidup hanya untuk belajar dan bertanya apa yang akan ku dapatkan atas usaha yang kulakukan. Adapun homestay di Australia yang kemudian ku dapatkan dari GMB-YLC 2012 ini adalah hadiah dari Tuhan untukku atas perjuangan yang ku lakukan, atas pengorbanan semua rasa sakit saat ku berbagi dengan orang lain bahkan dikala aku tidak memiliki sekalipun. Aku percaya tidak ada yang kebetulan, semua sudah digariskan. Aku tahu, ketika mau menjadi SPG demi selembar formulir GMB saat itu, maka aku telah memilih bahwa takdirku ditentukan oleh kerja kerasku sendiri bukan dengan bergantung pada orang lain. GMB memberikan arti dalam hidupku, mengajarkan aku arti taking and giving back yang sebenarnya. Hal yang tidak mudah dilakukan dan hanya mereka yang mau membuka mata dan hati untuk melihat kesempatan ini dan mau memperjuangkannya. Terima kasih GMB, terima kasih inisiator, terima kasih pemateri dan para inspiring leaders, terima kasih para relawan yang mau bersusah payah mengorganir kegiatan yang luar biasa ini secara sukarela. Semoga kegiatan ini akan terus berlanjut dan melahirkan giver-giver yang ikhlas menuju ke kehidupan yang lebih baik. Terima kasih, terima kasih, terima kasih.amin Agustina Iskandar Alumni YLC 2012
0 Comments
Leave a Reply. |
|