Jadi tadi saya interview kerja di salah satu perusahaan untuk posisi Management Trainee (MT). Setelah melewati tahapan panjang psikotest seharian penuh (jam 9-16.30) yang bikin rambut dikepala makin ga betah nempel, saya di interview oleh bagian HRD. Begitu saya masuk kedalam ruangan seperti biasa saya di suruh memperkenalkan diri. Setelah itu ditanya terkait apa yang kamu ketahui mengenai perusahaan tersebut dan kenapa kamu melamar diperusahaan kami. Setelah pertanyaan terkait perusahaan selesai saya jawab kemudian pewawancara menanyakan terkait berbagai macam kegiatan saya selama kuliah, hingga sampailah pada pembicaraan masalah bullying.
Saya menjelaskan bahwa alasan saya mengikuti beberapa organisasi dikarenakan saya ingin seperti orang lain mampu berbicara di depan umum, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mampu beradaptasi dengan orang lain dan memiliki banyak teman. Saya mulai bercerita bahwa saat semester awal saya banyak sharing dengan mas Hary Purnomo Sudiyono terkait kesulitan-kesulitan saya dalam berkomunikasi dll, sehingga kakak senior yang kece ini menyarankan saya untuk mengikuti organisasi, karena menurut pengalamannya organisasi mampu mengasah soft skill termasuk dalam hal komunikasi. Dan singkat cerita saya bisa melewati itu semua dan sembuh dari luka bullying. Kemudian pewawancara menanyakan bagaimana kamu bisa sembuh dari pengalaman pahit bullying? Saya menceritakan bahwa saya mulai terbuka dan mau membagikan pengalaman ini setelah saya mengikuti Gerakan Mari Berbagi. Dan setelah itu obrolan semakin panjang saya disuruh menceritakan bagaimana saya bisa ikut GMB dan kenapa? Saya menceritakan bahwa saya tahu GMB dari membaca postingan blog salah satu teman Janu Muhammad. Kemudian saya mendaftar dengan mengisi beberapa pertanyaan, kemudian terpilih 150 besar yang di undang ke KEMENPORA untuk Seleksi Nasional dan lolos 50 besar untuk mengikuti Youth Adventure & Youth Leaders Forum (YA & YLF) 2015. Kemudian saya juga menjelaskan apa itu YA & YLF secara detail dan bagaimana GMB bisa menyembuhkan luka. Saya bercerita bahwa saat YLF ada sesi dimana setiap orang diperbolehkan untuk mengungkapkan hal-hal yang menyakitkan dalam kehidupan pribadinya dan tidak ada satupun orang yang menganggap bahwa masalah seseorang lebih besar dari masalah orang lain maupun sebaliknya, karena kami percaya bahwa setiap orang memiliki maslaah yang menurut mereka paling sulit. Di GMB saya mendapatkan begitu banyak cinta dan pelukan yang membuat saya lebih berani dan kuat. Pertanyaan selanjutnya muncul bagaimana kamu bisa tahu bahwa kamu sudah sembuh? Tolak ukur saya yaitu ketika saya mampu berinteraksi dengan orang, ketika saya mampu berbicara di depan umum dan ketika saya mampu membagikan pengalaman pahit itu dihadapan banyak orang bahkan saya pernah di undang di beberapa kegiatan untuk menceritakan masalah tersebut. Setelah pertanyaan bullying selesai tibalah kepertanyaan apa yang ingin kamu capai dalam hidup? Baik dalam dunia karir maupun non karir? Saya menceritakan A, B dan C yang kemudian nyambung ke pertanyaan kenapa kamu memilih judul skripsi Analisis Perencanaan Keuangan Etnis Sunda dan Etnis Minangkabau. Saya menjelaskan bahwa judul skripsi saya pada awalnya adalah Analisis Perencanaan Keuangan Pegawai PNS dan Swasta namun setelah saya melakukan sharing dengan salah satu pembina GMB yaitu kak Dede Prabowo dan munculah ide untuk mengubah judul skripsi. Lagi-lagi karena GMB. Interview di tutup dengan pernyataan dari HRD "kamu sangat menginspirasi sekali". Sampai saat ini saya masih merasa bahwa keberuntungan terbesar dalam hidup adalah ketika saya bisa bergabung dan mengenal banyak orang-orang baik di GMB, dan sampai detik ini saya mempercayai bahwa saya bisa menjadi anggota keluarga ini karena sebuah keberuntungan. Ya, keberuntungan. Cerita ini ditulis buka karena ingin menyombongkan diri tapi ingin berbagi bahwa sebuah oragnisasi mampu merubah kehidupan seseorang dengan cinta dan lingkungan positif di dalamnya. Dinmas Masyudin Alumni Youth Adventure & Youth Leaders Forum 2015
0 Comments
Leave a Reply. |
|