“Rasa kehilangan apa yang akan dirasakan dunia ketika kita sudah tidak ada lagi di dunia ini” Muhammad Iman Usman(21), Pendiri Indonesian Feture Leader
Akhirnya aku memutuskan bahwa salah satu bulan terpadat dalam tahun ini adalah bulan ketika aku bertarung untuk bertemu dengan Inspiring person dalam program Youth Leadership Camp (YLC) 2012. Mengapa tidak, disamping menjelang final kuliah dengan tugas akhir, aku juga harus meng-handle beberapa seminar kegiatan dengan rapat-rapat mendadak, mengejar beberapa deadline tulisan untuk Majalah Pemberdayaan Perempuan, mengajar anak-anak di desa tempat aku tinggal serta yang paling urgent adalah bulan ini aku sedang menyusun program volunteer untuk pemuda di kotaku. Program yang aku targetkan bisa membangun Taman Edukasi Komplek di Pemukiman Pemulung di Ibukota Provinsi Aceh. Namun dalam perjalanan aku membaca sebuah informasi yang membuat semangatku semakin membara, apa lagi dalam kegiatan tersebut aku bisa bertemu dengan orang-orang pilihan. Akhirnya, aku mencoba mengikuti seleksi yang diadakan panitia. Syukur, ketika membaca pengumuman, namaku masuk dalam 100 besar. Dalam perjalanan kegiatan, aku tak menyangka mampu melewati sleksi dan menjadi satu dari 50 Pemuka Pemuda Indonesia dalam Youth Leadership Camp (YLC) 2012 adalah bagian kenyataan yang tidak akan bisa terlupakan dalam hidup. Selain berjumpa dengan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, bertemu dengan inspiring person, kegiatan ini juga mendongkrak semangat pemuda untuk terus berbagi. Mengingat apa yang selalu didengungkan oleh Almarhum Wali Nanggroe, Hasan Tiro, mengenai semangat berbagi, bahwa jangan pernah tanyakan apa yang negara berikan untuk kita, namun tanyakan apa yang kita berikan kepada negara. Semangat ini juga sangat populer dalam pidato President Amerika Serikan ke 35, Jhon F Kennedy. Pencetusan Gerakan Mari Berbagi dalam YLC 2012 ini juga turut menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan perubahan bangsa ini kearah yang lebih baik. Dalam sambutan kegiatan ini, Ir. H Azwar Abubakar, Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi menegaskan bahwa perubahan tidak selamanya harus dimulai dari pemerintah. Disamping itu dr. Zaini Abdullah, Gubernur Aceh juga memberikan apresiasi besar terhadap kegiatan yang menfasilitasi pemuda untuk menjadi pemimpin masa mendatang ini. Gubernur Aceh ini turut mengajak semua anak bangsa untuk tidak terkotak-kotak dalam kepentingan masing-masing namun terus berkonstiribusi dalam solusi dan aksi. Sebagai salah satu perwakilan Aceh, menjadi Pemuka Pemuda adalah sebuah tanggung jawab besar untuk membawa bangsa ini kearah yang lebih baik. Seperti yang dikatakan oleh inisiator Gerakan Mari Berbagi(GMB), Azwar Hasan, banyangkan jika setiap orang di dunia ini mempunyai pola pikir yang sama mengenai apa yang bisa “saya berikan”, apa yang bisa “saya lakukan” untuk menyelesaikan masalah yang ada, untuk membuat diri saya lebih baik, lingkungan saya lebih baik, untuk menjadikan bangsa dan negara ini lebih bermartabat. Pastinya negara ini tidak akan merasakan kemunduran yang yang luar biasa. Sayangnya sangat sedikit orang yang dalam kesehariaannya langsung bergerak untuk berubah. Banyak fonomena pola pikir yang selalu memprotes keadaan, kritik bertubi, tanpa solusi, bertanya “apa yang bisa saya dapatkan”, lalu gencar melakukan demo yang tidak berarti, iri dan dengki yang menggerogoti, dan tidak peduli jika ada yang tersakiti. Oleh karenanya GMB yang dicetus oleh pendiri Forum Bangun Aceh (FBA) ini adalah salah satu aksi nyata yang luar biasa dengan mengumpulkan pemuka-pemuka pemuda Indonesia yang telah berbuat banyak untuk lingkungannya dalam satu wadah YLC 2012 untuk berbagi dan memberi demi mewujudkan Indonesia lebih baik. Kegiatan YLC 2012 ini selain melibatkan tokoh-tokoh nasional muda juga turut melibatkan para entreurpreneur muda dalam Gerakan Mari Berbagi seperti Ratih Amri, Director of Legal and Corporate Secretary, PT Vale Indonesia. Ratih Amri yang saat ini mengendalikan perusahan tambang batubara terbesar no dua di dunia ini melihat bahwa integritas bangsa ini patut dipertanyakan. Seperti dalam hal penanganan SDA, saat ini banyak SDA tanah air yang dijual kepada investor yang yang tidak bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat kecil, akan tetapi menguntungkan kantong penguasa, karena itu hal ini menjadi salah satu tanggung jawab pemuda saat ini. Disamping itu Arief Suditomo, Programming & Production Direction SINDO TV, yang ikut berbagi dalam YLC ini juga menegaskan bahwa bangsa ini jangan terus terlena dengan isu, berita buruk yang diberitakan media. Arief Suditomo turut menyangkan banyak program TV yang terus menerus menampilkan sisi buruk Indonesia, sehingga rakyat merasa jenuh dan bosan dengan kenyataan, dan semakin malas untuk beraksi positif. Meskipun saat ini ia menjabat sebagai Pimpinan Redaksi RCTI, ia mengakui dinamika per-sinetron-an Indonesia juga masih berada pada tahap penciptaan pola pikir buruk, dan juga juga menjadi PR bersama untuk menyelesaiannya. Semangat berbagi pun hadir dari Dean Syahmadi, Manager Boy Band Sm*sh, sebagai music entreprenuer ia menyatakan bahwa yang dibutukan bangsa saat ini adalah hal kecil yang dekat dengan hati, bukan pergerakan yang luar biasa yang membuat masyarakat segan untuk menyentuhnya. Kendartati Soebroto dan Ira Koesna juga mengabil bagian berbagi dalam YLC ini, sebagai master of public speaking, mereka juga mengaharapkan adanya komunikasi yang baik untuk bisa membuat bangsa ini maju dan berperadaban. Selanjutnya untuk membangun bangsa ini juga dibutuhan semangat “man jadda wa jada”, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Hal ini ditegaskan oleh Ahmad Fuadi, penulis best-seller yang turut mengajak pemuda bangsa untuk meciptakan lingkungan positif dan selalu bersugguh. Dari kalangan pemerintahan, turut hadir Wakil Menteri muda, Prof. Eko Prasojo yang mengajak kaum muda untuk berbagi waktu, pikiran, dan tenaga untuk mengsukseskan agenda reformasi Indonesia. Perkara usia memang bukanlah kendala untuk kita menciptakan perubahan bangsa, apalagi kaum muda adalah Feature Leader of This Nation, seperti yang dilakukan Muhammad Iman Usman pendiri Indonesian Feature Leader yang diusia muda telah mendapatkan penghargaan dari PBB. Dalam YLC 2012 ini ia turut berbagi, ia mengajak peserta lainnya memikirkan mengenai rasa kehilangan apa yang akan dirasakan orang lain ketika kita sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tentunya orang akan sangat merasa kehilangan disaat kita selalu melakukan kebaikan, lantas sejauh perjalanan hidup saat ini, hal baik apa yang sudah kita lalukan? Akhirnya dari kegiatan ini, meskipun aku tak berhasil menjadi satu dari 10 peserta yang mendapat kesempatan Homestay ke Australia. Aku akan terus menjerit untuk mengajak semua kalangan untuk terus berbagi, kuatkan integritas, tegakkan keadilan, cerdaskan emosi dan spiritual, wujudkan kesetaraan dan keadilan untuk mempercepat perwujudan bangsa yang benar-benar bermartabat, sebagaimana yang dicanangkan dalam deklarasi Pemuka Pemuda di YLC 2012 ini. Maulidar Yusuf Alumni YLC 2012
0 Comments
Leave a Reply. |
|