"Saya menjelaskan begitulah karakter anak-anak Aceh dibentuk. Semangat membela bangsa, siap menjadi martir, dan kerelaan ibunda kehilangan anaknya dalam perjuangan disampaikan lewat lagu pengantar tidur".
Tiap malam Mischa selalu membacakan dongeng atau cerita superhero sebelum tidur kepada adiknya Luka dan Charli. Mischa berusia 15 tahun pelajar di Melrose High School, Luka masih 6 tahun bersekolah di Farrer Primary School, dan Charli 3 tahun preschool di ANU. Menarik sekali dan itu dilakukan tiap malam. Membaca dongeng selepas makan malam menjadi agenda wajibnya Mischa, kecuali kalau sedang ada kegiatan diluar rumah baru digantikan oleh Jerry atau Stacey. Suatu malam Jerry menanyakan apakah di Aceh sebelum tidur anak-anak dibacakan cerita seperti itu? Saya menjawab iya, itu berdasarkan pengalaman saya sewaktu kecil dulu. Tapi saya benar-benar lupa seperti apa ceritanya. Yang saya ingat nenek saya menyanyikan shalawat dan beberapa lagu sebelum tidur. Saya jelaskan apa itu shalawat dan seperti apa lagu sebelum tidur di Aceh. Jerry sangat tertarik untuk mengetahui lagu nya. Saya pun berjanji akan memperlihatkan ke Jerry besok malam. Malam esoknya setelah makan malam saya mengajak Jerry dan Stacey ke kamar saya untuk melihat beberapa foto aktifitas saya dan foto keluarga di Aceh lewat facebook, juga memperdengarkan ke mereka lagu ‘Do Da Idi’, lagu pengantar tidur untuk anak-anak di Aceh lewat youtube. Saya meminta Jerry dan Stacey mendengar lagunya sampai habis, baru kemudian saya menerjemahkan lirik lagunya ke bahasa Inggris. Setengah lagu diputar, lantunan musik dan visualisasi lagu itu membuat mata Stacey mulai berkaca-kaca. Setelah lagu nya selesai, saya mulai menjelaskan tiap kalimat di lirik lagu tersebut. Ada satu bait di lagu itu yang membuat Jerry dan Stacey begitu tergugah, Beurinjang rayeuk muda seudang Tajak bantu prang tabela nanggroe Wahèe aneuk bek taduek lee Beudoh saree tabela bangsa Bek ta takot keudarah ilèe Adak pih matee poma ka rela Saya menjelaskan begitulah karakter anak-anak Aceh dibentuk. Semangat membela bangsa, siap menjadi martir, dan kerelaan ibunda kehilangan anaknya dalam perjuangan disampaikan lewat lagu pengantar tidur. Mereka sulit membayangkan. Barangkali tak banyak lagi anak-anak Aceh yang dilantunkan lagu ini jelang tidur, tapi begitulah lantunan jelang tidur yang dimiliki Aceh. Jerry dan Stacey begitu terkagum. Terutama Jerry, profesinya sebagai Antroplog membuatnya makin penasaran bagaimana karakter dan budaya masyarakat Aceh. Jerry pun meminta saya untuk mengirimkan berbagai link referensi mengenai apapun yang menarik terkait Aceh ke emailnya. Akhirnya, tiap saat saya punya waktu ngobrol dengan Jerry, pertanyaan mengenai Aceh pasti saja muncul. Alasan utama karena Jerry dan keluarga pernah ke Aceh, punya beberapa souvenir Aceh dan mereka belum merasa puas. Jadilah saya ditanya apapun tentang Aceh. Tentang bagaimana orang Aceh menikah, kapan pedagang Arab sampai ke Aceh, aktifitas apa saja yang orang Aceh lakukan di hari minggu, folkloremengenai pelangi di Aceh, cerita tentang tsunami tentu saja sampai sebaran dan jumlah populasi gajah, buaya, harimau dan orangutan di Aceh. Menarik sekali. Saya dan Jerry menjadi setara dihadapan dua kutub kebudayaan masing-masing, dan kita saling belajar. M. Fauzan Febriansyah Peserta terbaik Youth Leadership Camp 2012 Sedang mengikuti program homestay di Australia
0 Comments
Leave a Reply. |
|