Diskusi pagi ini di SBS bersama Mas Ricky adalah agenda yang tidak direncanakan namun sangat membekas. Setelah menyelesaikan berita untuk 2 segmen, Saya dan Mas Ricky memutuskan untuk menikmati indahnya suasana pagi di SBS ditemani kopi hangat, sebelum take recording di studio. Well, I like it, very much. Dalam suasana hangat dan penuh semangat, kami duduk di tengah ruangan lantai dasar, tempat dimana sebagian pegawai lainnya, talent, host, pembawa berita, bahkan manager divisi berlalu-lalang. Nggak ada suasana gosip-menggosip, semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing; mengejar deadline, tugas, semuanya harus selesai tepat waktu dan "on time". Yeah… disini diskusi aneh itu dimulai. Random sih sebenarnya, tapi mencakup semua hal yang ingin aku tahu untuk saat ini.
Diskusi dimulai dengan membahas 2 hal yang membuatku "stres" dan menjadi pikiran, pagi siang malam, selama beberapa hari disini adalah : 1. Bahasa. "Waduuhh,,, beruntung banget ya mereka yang terlahir di negera yang menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang terbiasa dari kecil dengan kehidupan yang serba independent, lingkungan yang disiplin, bersih, praktis dan sejenisnya" 2. Sistem. "Betapa majunya sistem disini, dalam hal apapun; transportasi, infrastruktur, pendidikan, kesehatan. Bahkan hanya untuk sekedar membayar parkir saja, dilakukan di awal dan tidak lagi dengan tenaga manusia, semuanya dengan mesin, dan itu benar-benar bikin bingung abisss !!! Mau parkir aja ribet euuyy.. -,-' Pembahasan mulai menarik ketika Mas Ricky menceritakan tentang bagaimana beliau bisa pindah dan tinggal di Australia, sudah 40 tahun lebih di Australia dengan modal awal hanya 2000 AUD. Can you imagine that ??? As we know, di zaman Soeharto terjadi rasis yang sangat tinggi di Indonesia, China cukup sulit mendapat tempat di masyarakat, sehingga mas Ricky (yang merasakan zaman itu) dengan kondisi keuangan yang kurang begitu baik memutuskan untuk pidah sekolah ke Australia, dengan hanya membawa uang 2000 AUD. Satu-satunya alasan memilih Australia adalah karena murah, setidaknya untuk saat itu. Hm… sebenarnya di Jerman juga murah sih, tapi bahasanya itu loh,, bikin puyeeng. Mas Ricky stres berat selama 1 bulan pertama karena "Bahasa", same with me. Ahahah, umum banget terjadi ya pada semua orang. Then, ia mulai menghafal minimal 3-4 kosa kata baru di setiap harinya untuk memperbaiki bahasa Inggrisnya. Well, he did it hingga ia lulus sebagai Sarjana Enginering dan mulai bekerja. Good suggestion, I'll try it Menit berlalu berganti jam, dan sampai pada pembahasan mengenai keinginanku untuk melakukan hal yang sama. Yap, Aku ingin melanjutkan kuliah di luar negeri, melihat dunia luas dengan lebih bijaksana, make up my mind, and find mysef, bahkan to good to be true kalo aku bisa tinggal di menetap di luar negeri ! Wow,,, it will be great ! But, Did you know what he has said to me ? Mr. Ricky : "Sher, kalau kamu berpikir akan jadi seorang profesor, yeah you can. Atau mungkin seorang profesional ? I trust, u can reach it faster. You like entertainment ? You have gotten it. But, tempatmu itu bukan di luar negeri. Tempatmu itu di Indoensia. Indonesia butuh kalian para pemuda. Bayangkan jika Tuhan menganugerahkan kemampuan pada manusia dan kita membatasi diri untuk mengembangkan kemampuan itu ! Betapa egoisnya kita sebagai manusia ! 2 hal yang akan menghalangimu kalo kamu di negeri orang : 1. Kamu perempuan dan 2. Kamu bukan orang lokal. Hanya 2-3 orang Asia yang bisa jadi Menteri sepanjang negara Australia ini merdeka. Ayolah, berpikir lebih visioner, Sher ! Jangan egois… (sambil tersenyum) Sherly : "Whaatt ? What did you mean ?" Mr. Ricky : "Think it by yourself, please" Sherly : "Homework again ?? Arrggghhh !!!!" Sherly Annavita
1 Comment
10/23/2023 07:02:52 pm
Thanks for sharing, postingan bagus.
Reply
Leave a Reply. |
|